Usus Buntu: Ketahui Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya!

Sering mengalami nyeri perut bagian bawah? Mungkin itu salah satu gejala usus buntu!
Mungkin
kamu sering mendengar tentang usus buntu, namun apakah kamu tahu apa saja
gejala dan hal-hal yang menyebabkan nya?
Meskipun bukan penyakit yang
berbahaya, namun usus buntu yang sudah meradang sering kali berujung di meja
operasi.
Oleh karena itulah, kali ini Kita
akan mengulas apa itu usus buntu, gejala, penyebabnya, hingga beberapa cara
yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi atau menghindari penyakit ini. Yuk,
simak ulasan lengkapnya.
Apa Itu Usus Buntu?

Penyakit usus buntu merupakan
penyakit peradangan pada usus buntu atau yang juga disebut apendiks.
Apendiks terjadi ketika usus buntu
meradang yang kemungkinan disebabkan oleh penyumbatan, dan hal ini bisa
berkembang menjadi akut atau kronis.
Apendiks merupakan organ berbentuk
kantong yang berukuran 5-10 cm yang tersambung ke usus besar. Kondisi tersebut
seringkali ditandai dengan adanya nyeri perut di bagian kanan bawah.
Jika tidak diobati, radang usus
buntu dapat menyebabkan usus buntu kamu pecah. Akibatnya, hal ini bisa dapat
menyebabkan bakteri tumpah ke rongga perut dan bisa berakibat fatal.
Jenis Apendiks
Berikut ini adalah jenis-jenis apendiks yang perlu diketahui!
1. Apendiks akut
Dilansir dari Healthline.com, apendiks akut adalah kasus apendiks yang parah dan tiba-tiba. Hal
ini paling sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda antara 10 hingga 30
tahun.
Selain itu apendiks akut paling
sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Umumnya rasa nyeri yang
dirasakan cenderung meningkat dengan cepat dalam waktu 24 jam.
Pada kondisi ini tentu saja kamu membutuhkan pertolongan medis secepatnya. Jika tidak ditangani, maka apendiks akan pecah dan berisiko komplikasi.
2. Apendiks kronis
Kondisi ini lebih jarang terjadi
daripada apendiks akut. Namun dalam apendiks kronis, gejalanya mungkin akan
relative lebih ringan.
Gejala tersebut akan hilang sebelum
muncul kembali selama beberapa minggu, bulan, bahkan bertahun-tahun. Akan
tetapi jika tidak terdeteksi, apendiks kronis bisa berkembang menjadi usus
buntu akut.
Gejala Usus Buntu

Penyakit ini sering dimulai sebagai kram ringan pada perut bagian atas atau daerah pusar yang kemudian pindah ke kuadran kanan bawah perut kamu. Gejala yang muncul bisa berupa:
- Kehilangan selera makan
- Gangguan pencernaan
- Mual
- Muntah
- Pembengkakan perut
- Demam ringan
Hal yang jarang terjadi tapi termasuk dalam gejala apendiks, meliputi:
- Diare
- Sembelit
- Keinginan untuk buang air besar
- Ketidakmampuan untuk mengeluarkan gas atau tidak bisa kentut
Penyebab dan Faktor Risiko

Pada beberapa kasus, penyebab pasti
radang usus buntu belum diketahui. Namun, para ahli percaya kondisi ini dapat
berkembang ketika bagian dari sus ubuntu yang tersumbat.
Beberapa hal yang berpotensi
memblokir usus buntu, termasuk:
- Penumpukan tinja yang mengeras
- Folikel limfoid membesar
- Cacing usus
- Cedera traumatis
- Tumor
Apendiks bisa menyerang siapa saja,
tetapi beberapa orang mungkin lebih mungkin mengembangkan kondisi ini daripada
faktor lain.
Faktor risiko untuk radang usus
buntu meliputi:
- Usia: apendiks paling sering menyerang remaja dan orang-orang berusia 10-30 tahun, meskipun juga dapat terjadi pada semua usia.
- Sejarah keluarga: orang dengan riwayat keluarga apendiks berada pada risiko yang tinggi untuk bisa terjadi pada dirinya.
BACA JUGA: 12 Jenis Penyakit Autoimun, Kamu Wajib Tahu Perbedaannya!
Komplikasi yang Mungkin Terjadi

Apendiks bisa menyebabkan
komplikasi yang serius jika usus buntu pecah, hal ini menyebabkan kotoran dan
bakteri tumpah ke rongga perut.
Jika pecah maka tersebut dapat menyebabkan infeksi yang menyakitkan dan berpotensi mengancam jiwa, di antaranya:
1. Komplikasi Usus Buntu: Peritonitis
Ketika apendiks pecah dan bakteri tumpah ke rongga perut, lapisan rongga perut atau peritoneum dapat terinfeksi dan meradang.
Hal ini dikenal sebagai
peritonitis. Beberapa gejala termasuk:
- Detak jantung cepat
- Demam tinggi
- Sesak napas atau napas cepat
- Sakit perut yang parah dan terus menerus
Untuk kondisi ini, biasanya dokter akan menggunakan perawatan antibiotic dan operasi untuk mengatasinya.
2. Abses
Abses merupakan kantong nanah yang
menyakitkan yang terbentuk di sekitar usus buntu yang pecah. Sel darah putih
ini adalah cara tubuh untuk melawan infeksi.
3. Sepsis
Sepsis adalah kasus yang jarang
terjadi, dimana bakteri dan abses yang pecah dapat berjalan melalui aliran
darah ke bagian lain dari tubuh kamu.
Nah, jika kondisi ini terjadi maka
usus buntu kamu sangat serius dan gejala sepsis meliputi:
- Suhu tubuh tinggi atau rendah
- Kebingungan
- Kantung parah
- Sesak napas
Sepsis adalah keadaan darurat medis
yang menyebabkan kematian pada 1 dari 3 orang.
Cara Mendeteksi Apendiks
Beberapa tes yang biasa dilakukan untuk mengetahui apakah kamu menderita apendiks atau tidak adalah dengan melakukan beberapa tes, meliputi:
- Tes darah untuk memeriksa infeksi
- MRI, CT scan untuk melihat apakah apendiks meradang atau tidak
- Tes urin untuk mengidentifikasi infeksi ginjal atau kandung kemih.
Cara Mengatasi Usus Buntu

Jika apendiks masih belum terlalu parah, dokter biasanya akan meresepkan antibiotik. Namun, untuk radang usus buntu, biasanya operasi dibutuhkan untuk menyembuhkannya.
Berikut pilihan pembedahan untuk
radang usus buntu, meliputi:
1. Laparoskopi
Adalah prosedur yang tepat di mana
ada sedikit kehilangan darah dan hanya sebuah sayatan kecil. Waktu pemulihan
pun lebih cepat dibandingkan dengan operasi.
2. Atasi Usus Buntu dengan Operasi
Operasi biasanya diperlukan jika:
- Usus buntu telah pecah dan infeksi telah menyebar
- Apendiks telah menyebabkan abses
- Pasien memiliki tumor pada sistem pencernaannya
- Seorang pasien adalah seseorang yang sedang hamil trimester ketiga
- Pasien telah menjalani banyak operasi perut sebelumnya.
3. Gaya hidup dan pengobatan rumahan
Setelah menjalani operasi dan
pemulihan setelahnya, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan saat berada di
rumah, seperti:
Hindari aktivitas yang berat pada
awalnya. Jika
apendiks dilakukan secara laparoskopi, batasi aktivitas kamu selama tiga hingga
lima hari. Jika kamu melakukan operasi terbuka, batasi aktivitas selama 10-14
hari.
Pegang/tekan perut ketika batuk. Letakkan bantak di atas perut dan berikan tekanan sedikit
sebelum batuk, tertawa, atau bergerak untuk mengurangi rasa sakit.
Bangun dan bergerak secara perlahan. Mulailah berjalan dan bangun dari duduk secara perlahan, serta
tingkatkan aktivitas secara perlahan.
Istirahat secara cukup. Ketika sudah mulai beraktivitas, istirahatlah saat kamu sudah merasa lelah, jangan terlalu memaksakan tubuh di masa pemulihan.
Itulah pengertian lengkap tentang usus buntu, gejala, penyebab hingga cara mengatasi penyakit ini setelah mendapatkan perawatan. Kalau kamu apakah pernah punya pengalaman dengan dengan penyakit ini? Yuk, komen di kolom komentar di bawah ini!
Mencari kost gaya minimalis dengan harga Rp 1 jutaan di Jakarta? Rukita pilihan tepat! Tak hanya di Jakarta, Rukita tersebar di lokasi strategis di Jabodetabek, Bandung, Malang, dan Surabaya. Fasilitas kost yang setara apartemen akan membuatmu merasa #SenyamanDiRumah!
Agar cari kost lebih mudah, gunakan aplikasi Rukita yang bisa kamu download di Play Store atau App Store. Mau tanya-tanya tentang kost Rukita? Bisa hubungi langsung ke Nikita (customer service Rukita) di +62 811-1546-477 atau kunjungi www.Rukita.co.
Jangan lupa follow Instagram Rukita di @Rukita_indo dan Twitter @Rukita_id supaya nggak ketinggalan diskon dan update terkini!
Bagikan artikel ini